✔ Perjalanan Hidup Manusia

Kehidupan insan merupakan perjalanan panjang, penuh liku-liku, dan melalui tahap demi tahap. Bermula dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, hingga pada alam darul abadi yang berhujung pada
tempat persinggahan terakhir bagi manusia, syurga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap tahap dari perjalanan panjang insan itu.
Al-Qur’an diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. berfungsi untuk menawarkan pedoman bagi umat insan wacana perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa terkecuali. Manusia yang diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah swt.

Rasulullah saw. semakin mengokohkan wacana kisah rihlatul insan. Disebutkan dalam beberapa haditsnya. “Jadilah kau di dunia menyerupai orang gila atau orang yang sedang musafir” (HR Bukhari). Dalam hadits lain: ”Untuk apa dunia itu bagiku? Aku di dunia tidak lebih dari seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya” (HR At-Tirmidzi).

1. Alam Arwah

Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt. sesudah sebelumnya Allah telah membuat makhluk lain menyerupai malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah membuat insan dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna. Karena, insan diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan memakmurkannya.

Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh insan yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan bawah umur Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) supaya di hari simpulan zaman kau tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) ialah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).

Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh insan lahir ke dunia sudah mempunyai nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah membuat insan berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30). Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuannya yang mengakibatkan Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR Bukhari)

2. Alam Rahim

Rihlah pertama yang akan dilalui insan ialah kehidupan di alam rahim: 40 hari berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah insan ke dunia.

Allah swt. berfirman: “Hai manusia, kalau kau dalam keraguan wacana kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) bekerjsama Kami telah mengakibatkan kau dari tanah, kemudian dari setitis mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang tepat kejadiannya dan yang tidak sempurna, supaya Kami jelaskan kepada kau dan Kami memutuskan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki hingga waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kau sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kau sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kau ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kau yang dipanjangkan umurnya hingga pikun, supaya beliau tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kau lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan aneka macam macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seseorang dari kau dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Seluruh insan di dunia apapun keadaan sosialnya diingatkan wacana awal kejadiannya yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum dikenal, belum mempunyai kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah insan akan bangga, congkak, dan sombong dengan keadaan sosial yang dialami kini kalau mereka mengetahui asal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan hingga 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, menyerupai pancaindra, akal, dan hati, maka lahirlah insan ke dunia. Belum mengenal apa-apa dan tidak mempunyai apa-apa.

3. Alam Dunia

Di dunia perjalanan insan melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum susu ibu kemudian badan menjadi kanak-kanak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, bau tanah dan diakhiri dengan meninggal dunia. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan tiba dikala tiba-tiba saja untuk menjemput insan dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal dikala masih bayi, sebagian lagi dikala masa kanak-kanak, sebahagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebahagian lainnya ketika sudah tua.

Di dunia inilah insan bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, insan dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai kawasan beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau sasaran waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu pemikiran Islam yang menjadi landasan amal.

Allah Ta’ala telah melengkapi insan dengan pedoman hidup supaya dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, supaya insan sanggup mengaplikasikan pedoman itu secara terang tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak insan lebih memperturutkan hawa nafsunya dan tidak mengakibatkan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, alhasil mereka sesat dan menyesatkan.

Maka, orang yang bijak ialah orang yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan. Orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang senantiasa sedar bahwa detik-detik hidupnya amat berharga dan perlu digunakan untuk bederma shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas dan kita dihentikan menggunakan untuk hal-hal yang sia-sia apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram.

Dunia dengan segala kesenangannya merupakan kawasan ujian bagi manusia. Apakah yang dimakan, dipakai, dan dinikmati sesuai dengan hukum Allah swt. atau menyimpang dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang diperoleh insan dimanfaatkan sesuai mengikut perintah Allah atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan nafsu.

Rasulullah saw. menawarkan pola bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah saw. tidur diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.” Rasululah saw. bersabda: “Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia menyerupai seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)

Perjalanan hidup insan di dunia akan berakhir dengan kematian. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh insan tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian ialah penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah simpulan kesudahan manusia, bukan pula kawasan istirahat yang panjang. Tetapi, kematian ialah simpulan dari kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal perbuatan untuk kemudian melaksanakan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.

Bagi orang beriman, kematian merupakan salah satu peringkat dalam kehidupan yang panjang. Batas simpulan dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju darul abadi yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di nirwana penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia. Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia 1.000 tahun lagi. Tetapi, perilaku itu ialah sia-sia. Karena, kematian pasti akan tiba menjemputnya.

4. Alam Barzakh

Alam berikutnya insan akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal sendirian. Yang akan menemaninya ialah amal mereka sendiri. Kubur ialah taman dari taman-taman syurga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk jago syurga atau jago neraka. Jika seseorang menjadi penghuni syurga, maka dibukakan baginya pintu syurga setiap pagi dan petang. Hawa syurga akan mereka rasakan. Sebaliknya kalau menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan petang dan beliau akan mencicipi hawa panas neraka.

Al-Barra bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad wacana perjalanan seseorang sesudah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat dengan membawa kafan syurga. Kemudian tiba malaikat maut duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari jasadnya. Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain kafan nirwana dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan malaikat menyambutnya, hingga di langit terakhir bertemu Allah dan Allah memerintahkan pada malaikat: “Catatlah kitab hambaku ke dalam ’illiyiin dan kembalikan kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh itu ke jasadnya dan datanglah dua malaikat yang bertanya: Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus kepadamu? Siapa yang mengajarimu? Hamba yang beriman itu sanggup menjawab dengan baik. Maka kemudian akan diberi ganjal dari syurga, mendapat kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan baginya pintu syurga, dilapangkan kuburnya, dan mendapat sobat yang baik dengan wajah yang baik, pakaian yang baik, dan aroma yang baik. Lelaki itu ialah amal perbuatannya.

5. Alam Akhirat

Dan rihlah berikutnya ialah kehidupan di hari darul abadi dengan segala rinciannya. Kehidupan hari darul abadi didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa sesudah simpulan zaman ialah padang mahsyar, yaitu seluruh insan dari mulai nabi Adam as. hingga insan terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Saat itu matahari sangat bersahabat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari badan insan sesuai dengan amalnya. Ada yang hingga pergelangan kaki, ada yang hingga lutut, ada yang hingga pusat, ada yang hingga dada, bahkan banyak yang karam dengan keringatnya.

Dalam keadaan yang berat ini insan berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk meminta pemberian dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak ada yang sanggup menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang sanggup menolong mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah swt. berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah pasti dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pemberian tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses berikutnya.

Peristiwa berikutnya ialah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan amal) bagi manusia. Ada yang mendapat proses hisab dengan cara susah-payah alasannya ialah dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapat hisab yang gampang dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman bebas hisab.

Di antara pertanyaan yang akan diberikan pada insan di hari Hisab terkait dengan duduk perkara prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan melangkah kaki anak Adam di hari simpulan zaman sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: wacana umurnya untuk apa dihabiskan, wacana masa mudanya untuk apa digunakan, wacana hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi). Di masa ini juga dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash orang yang menzhalimi.

Kejadian selanjutnya insan harus melalui titian shirat, yaitu sebuah jembatan yang sangat tipis dan mengerikan alasannya ialah di bawahnya neraka jahanam. Semua insan akan melewati jembatan ini dari mulai yang awal hingga yang akhir. Shirat ini lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kala jengking. Kemampuan insan melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia. Ada yang lewat dengan cepat menyerupai kecepatan kilat, ada yang lewat menyerupai kecepatan angin, ada yang lewat menyerupai kecepatan burung, tetapi banyak juga yang berjalan merangkak, bahkan ramai insan jatuh ke dalam neraka jahanam.

Bagi orang-orang yang beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang disebut Al-Kautsar. Rasulullah saw. bersabda: “Telagaku seluas perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih anyir dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak akan pernah haus selamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

6. Syurga dan Neraka

Pada tahap yang terakhir dari rihlah insan di hari simpulan ialah sebagian mereka masuk syurga dan sebagian masuk neraka. Syurga kawasan orang-orang bertakwa dan neraka kawasan orang-orang kafir, munafik dan fasik. Kedua kawasan tersebut kini sudah ada dan disediakan. Bahkan, syurga sudah rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan syurga dan neraka secara detail. Penyebutan ini supaya menjadi pelajaran bagi kehidupan insan wacana persinggahan simpulan yang akan mereka diami.

Neraka ialah kawasan yang penuh dengan siksaan. Percikan apinya kalau diletak di dunia sanggup aben semua penghuni dunia. Minuman penghuni neraka ialah bisul dan makanannya zaqum (buah berduri). Manusia di sana tidak hidup alasannya ialah penderitaan yang luar biasa, dan juga tidak mati alasannya ialah kalau mati akan hilang penderitaannya. Di neraka insan itu kekal abadi.

Orang-orang beriman akan mendapat syurga dan kain sutra alasannya ialah kesabaran mereka. Dalam syurga mereka duduk-duduk bersandar di atas dipan, tidak mencicipi panas teriknya matahari dan cuek yang sangat. Mereka dinaungi pohon-pohon syurga dan buahnya sangat gampang untuk dipetik. Mereka juga mendapat bejana-bejana dari perak dan piala-piala minuman yang sangat bening. Mereka akan minum minuman syurga yang rasanya sangat nikmat yang didatangkan dari mata air nirwana berjulukan Salsabila. Di syurga juga ada banyak sungai yang berisi beraneka macam minuman, sungai mata air yang jernih, sungai susu, sungai khamr, dan sungai madu.

Penghuni syurga akan dilayani oleh bawah umur muda yang kalau dilihat sangat indah bagaikan mutiara yang bertaburan. Syurga yang penuh dengan kenikmatan dan kerajaan yang besar. Orang beriman di syurga menggunakan pakaian sutra halus berwarna hijau dan sutra tebal, juga menggunakan gelang terbuat dari perak dan emas. Allah swt. menawarkan minuman kepada mereka minuman yang bersih.
Dan yang tidak kalah nikmatnya iaitu isteri-isteri dan bidadari syurga. Mereka berwarna putih higienis berseri, bermata bulat, suci dan belum pernah disentuh oleh insan dan jin.

Puncak dari segala kenikmatan di syurga ialah melihat Pencipta Seluruh Alam iaitu Allah S.W.T yang Maha Agung, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Mulia. Segala puji-puji hanya untuk Allah S.W.T. (Janganlah kita mencoba untuk membayangkan Allah S.W.T. kerana nanti kita akan disesatkan oleh Iblis dan Syaitan).

Allah S.W.T akan memasukkan hamba–Nya ke dalam syurga dengan rahmat-Nya, dan syurga ialah puncak dari rahmat-Nya. Allah Ta’ala akan memasukan hamba-Nya ke dalam rahmat (syurga) berdasarkan rahmat-Nya juga. Disebutkan dalam hadits shahih: “Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai 100 rahmat.
Diturunkan (ke dunia) satu rahmat untuk jin, manusia, dan binatang. Dengan itu mereka saling simpati dan kasih sayang. Dengan satu rahmat itu pula hewan buas mencintai anaknya. Dan Allah swt. menyimpan 99 rahmat bagi hamba-Nya di hari kiamat.” (Muttafaqun alaihi) .

Maka, memang pasti nikmat syurga itu jauh lebih baik dari apa yang dibayangkan oleh manusia. Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt. berkata, “Aku telah siapkan bagi hambaKu yang shalih sesuatu yang belum dilihat mata, belum didengar telinga, dan belum terlintas pada hati manusia” (Muttafaqun ‘alaihi).

Apakah kita hanya akan berpuas hati dengan mengejar satu rahmat Allah yang dibagi-bagi untuk seluruh penduduk dunia, sementara kita melalaikan 99 rahmat Allah yang disimpan untuk hari akhirat?

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "✔ Perjalanan Hidup Manusia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel