✔ Dongeng Nabi Sulaeman As

Nabi Sulaeman – Dalam kisah-kisah para nabi, khususnya nabi sulaeman, seringkali kita mendengarkan dia ialah nabi yang sanggup berinteraksi dengan jin, binatang dan lainnya. Seperti kisah nabi sulaeman dengan ratu balqis, diceritakan bahwa; Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, 
Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada dikala dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud tiba kepada Nabi Sulaiman dan berkata: “Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan…”. Itulah sepenggal kisah sulaeman berinteraksi dengan binatang (burung hud-hud). Untuk selengkapnya, silakan simak kisah nabi sulaeman as di bawah ini :

Sulaiman (sekitar 975-935 SM) merupakan anak Nabi Daud Sejak kecil lagi baginda telah memperlihatkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina.

Nabi Sulaeman Raja Segala Makhluk
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman remaja dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus menyerupai jin dan lain-lain. Baginda sanggup memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari kerikil pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.


Nabi Sulaeman Berinteraksi dengan Jin dan Hewan
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan semenjak remaja. Ia juga mempunyai banyak sekali keistimewaan, termasuk bisa berbicara, memahami dan bahasa binatang sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.
Allah berfirman: “Dan bersama-sama Kami telah menawarkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian perihal bunyi burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”
Ia juga sanggup menundukkan jin dan angin, sehingga sanggup disuruh melaksanakan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”

Kebijaksanaan Nabi Sulaeman
Kebijaksanaan Sulaiman sanggup dilihat melalui banyak sekali insiden yang dilaluinya. Misalnya, dia coba mengetengahkan wangsit kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menuntaskan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
Walaupun dikala itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud tetapkan pemilik kambing biar menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, berdasarkan pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tumbuhan yang telah musnah tumbuhan diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing mendapatkan kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang menerima laba atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan dia menuntaskan perselisihan terbabit.

Nabi Sulaeman Naik Tahta
Bertitik tolak daripada insiden itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan logika yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan dia melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman. Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai memperlihatkan perilaku baik terhadap rakyat, dengan segala duduk perkara mereka ditangani sendiri dengan segera, mengembangkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan arogan memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah biar menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya biar tidak membunuh anaknya itu, malah kalau boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud menawarkan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah.

Nabi Sulaeman dan Ratu Balqis
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada dikala dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud tiba kepada Nabi Sulaiman dan berkata: “Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan…”
Firman Allah, bermaksud: “Maka tidak usang kemudian datanglah hud-hud, kemudian ia berkata; saya telah mengetahui sesuatu, yang kau belum mengetahuinya dan saya bawa kepadamu dari negeri Saba suatu gosip penting yang diyakini.
“Sesungguhnya saya menjumpai seorang perempuan yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah…”
Mendengar gosip itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi hikmah biar menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: “Tatkala utusan itu hingga kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kau menolong saya dengan harta?
“Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kau merasa gembira dengan hadiahmu.
“Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak bisa melawannya dan niscaya kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga.”
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk tiba itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, binatang dan jin untuk menciptakan persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke istana beliau.
Surah An-Naml
38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kau sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka tiba kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan tiba kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kau berdiri dari daerah dudukmu; bersama-sama saya benar-benar berpengaruh untuk membawanya lagi sanggup dipercaya.”
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba saya apakah saya bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka bersama-sama dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka bersama-sama Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
41. Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).”
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: “Seperti inikah singgahsanamu?” Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, dikala berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, lantaran menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; “sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca”. Berkatalah Balqis; “Ya Tuhanku, bersama-sama saya telah berbuat zalim terhadap diriku dan saya berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Peristiwa itu mengakibatkan Ratu Balqis berasa sangat malu dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan karenanya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.

Nabi Sualeman Wafat
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, binatang dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian dia berlainan dengan insan biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah:
“Tatkala Kami telah tetapkan ajal Sulaiman, tidak ada yang memperlihatkan kepada mereka sehabis kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan.”


Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "✔ Dongeng Nabi Sulaeman As"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel