✔ Sensor Photo Transistor

Sensor Photo Transistor Photo transistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima photo TR tersebut. Simbol dari photo TR ditunjukan pada gambar berikut. 

Bentuk Dan Simbol Photo Transistor

Photo transistor sering dipakai sebagai saklar terkendali cahaya infra merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) dari photo transistor tersebut. Prisip kerja photo transistor untuk menjadi saklar yaitu ketika pada basis mendapatkan cahaya infra merah maka photo transistor akan berada pada keadaan jenuh (saturasi dan ketika tidak mendapatkan cahaya infra merah photo transistor berada dalam kondisi mati (cut off)

Stuktur phototransistor seolah-olah dengan transistor bipolar (bipolar junctoin transistor). Pada kawasan basis sanggup dimasuki sinar dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kamasan taransistor. Celah ini biasanya dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi sambungangan basis emitor.

Prinsip Kerja Sensor Photo Transistor 

Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi dalam depletion region, menimbulkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole dan elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar yang mengenainya. Sambungan antara basis emitor sanggup dicatu maju, menimbulkan piranti ini sanggup difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional. Arus kolektor dari phototransistor diberikan oleh : 

Terminal basis dari photo transistor tidak membutuhkan sambungan (no connect)  untuk bekerja. Jika basis tidak disambung dan VCE yakni positif, sambungan basis kolektor akan berlaku sebagai fotodioda yang dicatu balik. Arus kolektor sanggup mengalir sebagai balasan dari salah satu masukan, dengan arus basis atau masukan intensitas sinar L1.

Contoh Rangkaian Dasar Sensor Photo Transistor

Komponen ini mempunyai sifat yang sama dengan transistor yaitu menghasilkan kondisi cut off dan saturasi. Perbedaannya adalah, bilamana pada transistor kondisi cut off terjadi ketika tidak ada arus yang mengalir melalui basis ke emitor dan kondisi saturasi terjadi ketika ada arus mengalir melalui basis ke emitor maka pada phototransistor kondisi cut off terjadi ketika tidak ada cahaya infrared yang diterima dan kondisi saturasi terjadi ketika ada cahaya infrared yang diterima. 

Kondisi cut off yakni kondisi di mana transistor berada dalam keadaan OFF sehingga arus dari collector tidak mengalir ke emitor. 

Pada rangkaian gambar diatas, arus akan mengalir dan membias basis transistor Q2 C9014. Kondisi saturasi yakni kondisi di mana transistor berada dalam keadaan ON sehingga arus dari collector mengalir ke emitor dan menimbulkan transistor Q2 tidak menerima bias atau OFF. Phototransistor ST8-LR2 mempunyai sudut area 15 derajat dan lapisan pelindung biru yang melindungi sensor dari cahaya-cahaya liar. Pada phototransistor yang tidak dilengkapi dengan lapisan pelindung ini, cahaya-cahaya liar sanggup menimbulkan indikasi-indikasi palsu yang terkirim ke CPU dan mengacaukan proses yang ada di sana. Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba yakni dipakai bersama dengan LED Infrared yang dipancarkan ke permukaan tanah. 

Apabila permukaan tanah atau lantai berwarna terang, maka sinyal infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-LR2. Namun jika permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan diserap dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang kembali.cukup sekian biar bermanfaat.

Bagikan Artikel ini