✔ Sikap Dan Siklus Hidup


Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina, sebab hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh 
asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. 

Demam berdarah kerap menyerang anak-anak, sebab belum dewasa cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi target empuk nyamuk jenis ini.

Infeksi virus dalam badan nyamuk sanggup menyebabkan perubahan sikap yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, ialah kemampuan nyamuk membuatkan virus. Infeksi virus sanggup menyebabkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan
proboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.

Di Indonesia, nyamuk aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air higienis dalam kolam mandi ataupun tempayan. Oleh sebab itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan aedes albopictus yang cenderung berada di tempat hutan berpohon rimbun (sylvan areas).


Nyamuk aedes aegypti, ibarat halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air higienis secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 hingga 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva menjelma pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum kesudahannya nyamuk cukup umur keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk cukup umur membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun sanggup lebih usang jikalau kondisi lingkungan tidak mendukung. Telur aedes aegypti tahan kekeringan dan sanggup bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering sanggup menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva dikala berkembang sanggup mempengaruhi kondisi nyamuk cukup umur yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan masakan akan menghasilkan nyamuk cukup umur yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.


Belum ada Komentar untuk "✔ Sikap Dan Siklus Hidup"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel