✔ Cerita Mistis Bung Karno Dan Pusaka
Ditengah derasnya hujan angin, sosok bung Karno yang kala itu masih menjadi bocah angon berlari kecil menelusuri jalan setapak menuju bukit gorong, yang terletak disebelah kanan sungai Penyu Cilacap, Jawa tengah. Beliau membawa satu amanat dari salah satu gurunya KH. Rifai bin Soleh Al Yamani (Hadrotul maut), Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebagai seorang pemikir handal yang mempercayai suatu kehidupan alam lain, dia kerap mengasingkan diri dalam fenomena yang tak layak pada umumnya, yaitu selalu bertirakat dari satu gua kumuh, bebukitan terjal , hutan belantara hingga tempat wingit lainnya.
Kisah ini terjadi pada jum’at legi, bulan maulud 1937H. Berawal dari sebuah mimpi yang dialaminya. Di suatu malam, dia didatangi seekor naga besar yang ingin ikut serta mendampingi hidupnya. Naga itu mengenalkan dirinya bernama, Sanca Manik Kali Penyu, yang tinggal didalam bukit Gorong, kepunyaan dari Ibu Ratu Nyi Blorong, yang melegendaris.
Dengan kejelasan mimpinya, Bung Karno, pribadi menemui KH. Rifai, yang kala itu sangat masyhur namanya. Lalu sang kyai memberinya berupa amalan atau sejenis doa Basmalah, yang konon bisa mewujudkan benda mistik menjadi nyata.
Lewat suatu komtemplasi dan prosesi ritual panjang, alhasil Bung Karno, ditemui sosok perempuan manis yang tak lain yakni Nyi Blorong sendiri.
"Andika!! Derajatmu wes tibo neng arep, siap nampi mahkota loro, lan iki mung ibu iso ngai bibit kejembaran soko nagara derajat, kang manfaati soko derajatmu ugo wibowo lan rejekimu serto asih penanggihan" terang Nyi Blorong.
Yang arti dari ucapan tadi kurang lebihnya; "Anakku!! Sebentar lagi kau akan menjadi insan yang memiliki dua derajat sekaligus (Pemimpin umat insan dan bangsa mistik yang disebut sebagai istilah/ Rijalul gaib). Saya hanya bisa memperlihatkan sebuah mustika yang keuntungannya sebagai, ketenangan hatimu, keluhuran derajat, wibawa, kerejekian serta pengasihan yang akan membawamu dipermudah dalam segala tujuan"
Mustika yang dimaksud tak lain berupa paku bumi, jelmaan dari seekor naga sakti, Sanca Manik, yang didalam mulutnya terdapat satu buah kerikil merah delima bundar berwarna merah putih crystal.(Bisa dilihat dalam gambar atas) symbol dari bendera merah putih/ negara Indonesia.
Sebagai sosok mumpuni sekaligus hobbiis dalam dunia supranatural, (7) bulan, dari kedapatan mustika Sanca Manik, dia pun bermimpi kembali. Yang mana didalam mimpinya sosok Kanjeng Sunan KaliJaga beserta ibu Ratu Kidul Pajajaran (suami istri) menyuruh Bung Karno, tiba ke bukit Tinggi Pelabuhan Ratu, Sukabumi- Jawa Barat.
"Datanglah Nak ketempatku!!! Kusiapkan jodoh dari pemberian Putranda (Nyi Blorong) yang sekarang telah kau terima, tak pantas melati tanpa kembang kenanga, lelaki tanpa adanya wanita"
Tentunya sebagai seorang yang berpengalaman dalam pengolahan bathiniyah, Bung Karno, yakni salah satu bocah yang sangat paham akan makna sebuah mimpi. Dalam hal ini dia menyakini bahwa mimpi yang barusan dialaminya yakni penggalan dari kebenaran.
Dengan meminta pemberian kepada, Kartolo Harjo, asal dari kota Pekalongan, yang kala itu dianggap orang paling kaya, merekapun hari itu juga pribadi menuju lokasi yang dimaksud, dengan membawa sedan cw keluaran tahun 1889.
Kisah perjalanan menuju Pelabuhan Ratu, ini cukup memakan waktu panjang, pasalnya disetiap kawasan yang dilaluinya Bung Karno, selalu diberhentikan oleh seseorang yang tidak dikenal.
Mereka berebut memperlihatkan sesuatu pada sosok kharismatik berupa pusaka maupun bentuk mustika. Hal semacam ini sudah sewajarnya dalam dunia keparanormalan semenjak zaman dahulu kala, dimana ada sosok yang bakal menjadi cikal seorang pemimpin, maka seluruh bangsa gaibiah akan dengan antusiasnya berebut memamerkan dirinya untuk bisa sedekat mungkin dengannya.
Untuk mengungkapkan lebih lanjut perjalanan Bung Karno menuju Pelabuhan Ratu, yang dimulai pada hari Kamis pon, ba’da subuh, Syawal 1938H, pertama kalinya perjalanan ini dimulai dari kota Klaten Jawa Tengah.
Ditengah hutan Roban, Semarang, dia diminta turun oleh sosok hitam berambut jambul, yang mengaku bernama, Setopati asal dari bangsa jin, dan memperlihatkan pusaka berupa cundrik kecil, berpamor Madura dengan besi warna hitam legam. Manfaatnya, sebagai wasilah bisa menghilang.
Juga ketika melintas kota Brebes dan Cirebon, dia disuruh turun oleh (empat) orang yang tidak dikenal
1. Bernama kyai Paksa Jagat, dari bangsa Sanghiyang, memperlihatkan sebuah keris berluk- 5, keuntungannya sebagai wasilah, tidak bisa dikalahkan dalam beragumen.
2. Bernama Nyai sempono, asal dari Selat Malaka, yang ngahyang sewaktu insiden Majapahit dikalahkan oleh Demak Bintoro, dia memperlihatkan sebuah tusuk konde yang dinamai, Paku Raksa Bumi, manfaatnya, mempengaruhi pikiran manusia.
3. Bernama Kyai Aji, asal dari siluman Seleman, dia memperlihatkan sebuah pusaka berupa taring macan, manfaatnya, sebagai kharisma dan kedudukan derajat.
4. Bernama Ki Jaga Rana, memperlihatkan sebuah kerikil mustika koplak, berwarna merah cabe, keuntungannya sebagai daya tahan badan dari segala cuaca.
Lalu ketika melintas hutan Tomo Sumedang, beliaupun dihadang oleh seorang nenek renta yang mengharuskannya turun dari mobil, mulanya Bung Karno, enggan turun, namun ketika melaluinya untuk terus melajukan kendaraan beroda empat yang dikendarinya, ternyata kendaraan beroda empat tersebut tidak bisa jalan sama sekali, disitu dia diberikan satu buah mustika Yaman Ampal, sebagai wasilah kebal segala senjata tajam.
Juga ketika melintas digerbang perbatasan Sukabumi, dia dihadang oleh segerombolan babi hutan, yang ternyata secara terpisah, salah satu dari hewan tadi meninggalkan satu buah mustika yang memancarkan sinar kemerahan berupa cungkup kecil yang didalamnya terdapat satu buah kerikil merah delima mungil.
Sesampainya ditempat yang dituju, Bung Karno dan temanya mulai mempersiapkan rambe rompe berupa sesajen sepati, sebagai satu penghormatan kepada seluruh bangsa mistik yang ada ditempat itu, tepatnya malam rabo kliwon, Bung Karno, mulai mengadakan ritual khususiah secara terpisah dengan temannya, semua ini dia lakukan supaya jangan hingga menggangu satu sama lainnya dalam aktifitas menuju suatu penghormatan kepada bangsa mistik yang mengundangnya.
Dua malam dia melaksanakan ritual tapa brata, dengan cara sikep kejawen yang biasa dilakukannya ketika menghadapi penghormatan kepada bangsa gaib, lepas pukul 24.00, seorang bersorban dan perempuan manis yang tiada tara tiba menghampirinya, mereka berdua tak lain yakni Sunan kaliJaga dan Nyimas Nawang wulan Sari Pajajaran, yang sengaja mengundangnya.
"Anakku!!! Dalam menghadapi peranmu yang sebentar lagi dimulai, Ibu hanya bisa memperlihatkan sementara sejodoh mustika yang diambil dari dasar bahari Nirsarimayu (dasar bahari pantai selatan sebelah timur kaputrennya) ini mustika jadohnya dari yang sudah kau pegang ketika ini,gunakanlah mustika ini sebagai wasilah kerejekian guna membantu orang yang tidak mampu, lantaran inti dari kekuataqn yangterkandung didalamnya, bisa memudahkan segala urusan duniawiah sesulit apapun" Lalu sehabis berucap demikian, kedua sang tokoh pun pribadi menghilang dfari pandangannya.
Kini tinggal Bung karno, sendirian yang pribadi menelaah segala ucapan dari Ibu Ratu, barusan.
Di dalam tatacara ilmu supranatural, cara yang dilakukan oleh Bung karno, membisu menafakuri sehabis kedapatan hadiah dari bangsa mistik tanpa harus meninggalkan tempat komtemplasi terlebih dahulu, yakni suatu tatakrama yang sangat dihormati oleh seluruh bangsa mistik dan itu dinamakan, Sikep undur/ tatkrama perpisahan.
Dari insiden itu Bung Karno, pribadi mengambil perilaku membisu dalam perjalanan pulang sambil berpuasa hingga hingga rumah/ tempat kembali semula, cara menyerupai ini disebut sebagai, Ngaulo hamba/ mentaati pelaturan mistik supaya apa yang sudah dimilikinya bisa bermanfaat lahir dan bathin.
Dalam dongeng ini bisa diaambil kesimpulan bahwa, segala sesuatunya bisa bermanfaat, apabila disertai kerja keras dan tetap memegang penghormatan dalam memakai apapun yang bersifat gaibiyah, bukan malah sebaliknya, dipakai terhadap tujuan yang kurang bermanfaat atau banyaknya berandai- andai yang menimbulkan kita jadi malas.
Kisah ini sudah mendapat ijin dari Ahlul Khosois, Habib Umar bin Yahya, Pekalongan, habib Nawawi Cirebon, Habib Nur, Indramayu dan Mbah Moh, dari Pertanahan Kebumen Jawa Tengah. Semoga yang kami uraikan tadi bisa diambil pesan tersirat dan manfaatnya. Sumber : misteri (idris nawawi)
Belum ada Komentar untuk "✔ Cerita Mistis Bung Karno Dan Pusaka"
Posting Komentar