✔ Tips Cara Mengukur Dan Menghitung Transformator

Peralatan kantor hingga peralatan rumah tangga yang memakai Trafo (transformator) sebagai power supply atau sumber tegangan. Kebanyakan trafo tersebut yakni -
jenis step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC (bolak-balik). Trafo jenis ini mempunyai kumparan (lilitan) primer lebih banyak daripada kumparan sekunder. Dengan trafo step-down ini, tegangan input PLN 220V-240V diturunkan menjadi 6V, 9V,12V, 15V, atau sesuai kebutuhan, sehabis itu disearahkan menjadi tegangan DC.
Pengukuran dan pengecekan trafo

Untuk mengetahui kondisi sebuah trafo sanggup dilakukan dengan cara sederhana memakai multimeter pada selektor Ohm Meter. Pada prinsipnya transformator yang masih anggun sanggup dilihat dari hasil beberapa pengetesan berikut:

1.Kumparan primer trafo dilarang terhubung dengan dengan kumparan sekunder trafo

2.Setiap titik (terminal)  pada ujung kumparan primer harus terhubung atau mempunyai resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan goresan pena tegangan input menyerupai 0, 110V, 120V, 220V, dan 240V

3.Setiap terminal pada ujung kumparan sekunder harus terhubung atau mempunyai resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan goresan pena tegangan output menyerupai 0, CT, 6V, 9V,12V, 15V, 18V, dan 24V  
Pada gambar di atas, 0, 6V, 9V, 12V, 15V, 18V, dan 24V yakni terminal-terminal kumparan sekunder trafo sedangkan 0V, 110V, 220V, dan 240V yakni terminal-terminal kumparan primer trafo.
Perhitungan Trafo
Trafo yang tersusun dari kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi bekerja menurut aturan Ampere dan aturan Faraday dimana arus listrik bermetamorfosis medan magnet dan sebaliknya medan magnet bermetamorfosis arus listrik. Apabila salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik (AC) maka medan magnet akan berubah dan menyebabkan induksi pada kumparan sisi yang lain. Perubahan medan magnet tersebut akan menjadikan perbedaan potensial (tegangan).  

Berikut yakni beberapa rumus dasar untuk memilih jumlah kumparan primer dan kumparan sekunder biar menghasilkan tegangan output rendah dengan arus besar.

Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip

Keterangan :
Np = Jumlah kumparan primer
Ns = Jumlah kumparan sekunder
Vp = Tegangan input primer (Volt)
Vs = Tegangan output sekunder (Volt)
Ip = Arus input primer (Ampere)
Is = Arus output sekunder (Ampere)

Dari rumus di atas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan tegangan.

Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Pp = Daya Primer (Watt)
Ps = Daya Sekunder (Watt)
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Ip = Arus Sekunder (Ampere)
Is = Arus Sekunder (Ampere)

Contoh 1
Jika sebuah trafo mempunyai kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp) 220V, dan tegangan output sekunder (Vs) yang diinginkan yakni 10V, maka jumlah kumparan sekunder adalah......

Np / Ns = Vp / Vs
2200 / Ns = 220 / 10
Ns = 2200 / (220 /10 )
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan

Contoh 2
Jika sebuah trafo mempunyai kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder (Ns) 500, berapakah arus primer dan arus sekunder bila dipakai untuk menyalakan sebuah pemanas 25 Volt 50 Watt.

Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Is = Ps / Vs
Is = 50 / 25
Is = 2
Jadi arus sekunder (Is) trafo tersebut yakni 1 Ampere

Np / Ns = Is / Ip
Np / Ns = (Ps / Vs) / Ip
2000 / 500 = (50 / 25) / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 / 4
Ip = 0.5

atau

Np / Ns = Is / Ip
2000 / 500 = 2 / Ip
4 = 2 / Ip
Ip = 2 /4
Ip = 0.5
Jadi Arus Primer (Ip) yakni 0.5 Ampere

Catatan:
Tegangan primer dan tegangan sekunder trafo yakni tegangan bolah-balik (AC).       


Belum ada Komentar untuk "✔ Tips Cara Mengukur Dan Menghitung Transformator"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel